Dalam membangun bangsa khususnya di bidang pendidikan kita tidak bisa melepaskan perhatian dari kondisi anak-anak usia sekolah, dari Sabang sampai Merauke terdapat jutaan peserta didik yang beragam kondisinya. Sudah bisa ditebak oleh kita bahwa kondisi dilapangan sungguh memprihatinkan, mungkin oleh sebagian orang yang hidup dikota akan mengatakan bahwa pendidikan di jaman sekarang sudah lebih baik, namun bila kita mau membuka mata untuk anak-anak negeri yang ada di pelosok terutama di luar pulau jawa maka kita akan mendapatkan beberapa fakta yang membuat kita menjadi miris, diantaranya :
Rendahnya minat baca dikalangan anak-anak usia sekolah di negeri ini dapat berpengaruh terhadap kualitas mereka kelak, karena membaca secara signifikan dapat membentuk kecakapan dalam penguasaan bahasa , keterampilan berkomunikasi, dan cendrung memiliki intelegensi tinggi (Cullian & Bagert , 1996 ). Penulis sering mengamati untuk sebagian masyarakat kota yang tinggal di perumahan - perumahan kelas menengah dan cendrung memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik juga memiliki kebiasaan yang sama , bahkan pada sebagian kalangan orang tuanya lebih senang melihat anaknya pandai dalam berakting di event-event kegiatan tertentu ketimbang pandai dalam pelajaran sekolah khususnnya pelajaran ilmu murni atau eksakta.
Hal ini tidak bisa di biarkan terus menerus dialami oleh sebagian besar generasi usia sekolah, masyarakat khususnya para orang tua harus bergerak membangun dan memperbaiki pendidikan , minimal dilingkungan sekitar rumah dengan membangun tradisi gemar membaca buku serta menjaga prestasi akademic anak-anaknya, karena bila sejak usia dini para orang tua tidak memperhatikan dan menjaga kualitas anak-anaknya maka akan dapat membahayakan masa depan mereka kelak, karena kualitas hidup mereka dapat lebih rendah dan kurang mampu berkompetisi dengan anak-anak dari negara-negara tetangga
- Tidak meratanya anak-anak Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk merasakan pendidikan yang layak karena tidak semua pemerintah daerah memiliki dana yang cukup atau memprioritaskan masalah tersebut.
- Dari zaman kerajaan Majapahit, penjajahan bangsa Belanda, sampai pemerintahan orde sekarang, pembangunan sektor ekonomi dan pendidikan hanya dan masih terpusat di kota-kota besar di pulau Jawa, sehingga anak-anak usia sekolah di daerah pelosok terutama di luar pulau Jawa memiliki akses yang relatif lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan yang layak
- Masih banyak masyarakat pedesaan yang memiliki anggapan bila anaknya bisa cepat mendapatkan pekerjaan maka hal itu lebih baik, sehingga banyak anak usia sekolah yangtidak menamatkan pendidikan dasar 9 tahun.
- Bedasarkan hasil penelitian Organisasi Buruh Internasional (ILO) tahun 2008 di Indonesia jumlah anak-anak yang putus sekolah mencapai 4,18 juta, dan 19% dari anak-anak yang berusia dibawah 15 tahun tidak dapat bersekolah karena dengan terpaksa harus memasuki berbagai dunia lapangan kerja yang kebanyakan mengandalkan tenaga manusia dan lebih dikenal dengan nama buruh anak.
Rendahnya minat baca dikalangan anak-anak usia sekolah di negeri ini dapat berpengaruh terhadap kualitas mereka kelak, karena membaca secara signifikan dapat membentuk kecakapan dalam penguasaan bahasa , keterampilan berkomunikasi, dan cendrung memiliki intelegensi tinggi (Cullian & Bagert , 1996 ). Penulis sering mengamati untuk sebagian masyarakat kota yang tinggal di perumahan - perumahan kelas menengah dan cendrung memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik juga memiliki kebiasaan yang sama , bahkan pada sebagian kalangan orang tuanya lebih senang melihat anaknya pandai dalam berakting di event-event kegiatan tertentu ketimbang pandai dalam pelajaran sekolah khususnnya pelajaran ilmu murni atau eksakta.
Hal ini tidak bisa di biarkan terus menerus dialami oleh sebagian besar generasi usia sekolah, masyarakat khususnya para orang tua harus bergerak membangun dan memperbaiki pendidikan , minimal dilingkungan sekitar rumah dengan membangun tradisi gemar membaca buku serta menjaga prestasi akademic anak-anaknya, karena bila sejak usia dini para orang tua tidak memperhatikan dan menjaga kualitas anak-anaknya maka akan dapat membahayakan masa depan mereka kelak, karena kualitas hidup mereka dapat lebih rendah dan kurang mampu berkompetisi dengan anak-anak dari negara-negara tetangga
0 komentar:
Posting Komentar